Jumat, 17 Juli 2015

[008] Al Anfaal Ayat 025

««•»»
[008] Al Anfaal Ayat 025
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 24][AYAT 26]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
25of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=8&tAyahNo=25&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#8:25


[008] Al Anfaal Ayat 024

««•»»
Surah Al Anfaal 24

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
««•»»
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu istajiibuu lillaahi walilrrasuuli idzaa da'aakum limaa yuhyiikum wai'lamuu anna allaaha yahuulu bayna almar-i waqalbihi wa-annahu ilayhi tuhsyaruuna
««•»»
Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu {605}, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya {606} dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.
{605} Maksudnya: menyeru kamu berperang untuk meninggikan kalimat Allah yang dapat membinasakan musuh serta menghidupkan Islam dan muslimin. juga berarti menyeru kamu kepada iman, petunjuk Jihad dan segala yang ada hubungannya dengan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
{606} Maksudnya: Allah-lah yang menguasai hati manusia.
««•»»
O you who have faith! Answer Allah and the Apostle when he summons you to that which will give you life. Know that Allah intervenes between a man and his heart and that toward Him you will be mustered.
««•»»

Allah swt. menyerukan kepada orang-orang mukmin, bahwa apabila Allah dan Rasul-Nya menyampaikan hukum-hukumnya yang berguna untuk kehidupan mereka, hendaklah mereka mengabulkan seruan itu dan menerimanya dengan penuh perhatian serta berusaha untuk mengabulkannya. Karena seruan itu mengandung ajaran-ajaran yang berguna bagi kehidupan mereka, seperti mengetahui hukum-hukum Allah yang diberikan kepada makhluk-Nya, suri teladan hidup yang dapat dijadikan contoh dan pelajaran yang utama untuk meningkatkan nilai-nilai kemanusiaan serta mengangkat kehidupan mereka kepada martabat yang sempurna, sehingga mereka dapat menempuh jalan lurus yang mendekatkan diri kepada Tuhan. Akhirnya mereka akan hidup di bawah keridaan Allah; di dunia mereka akan berbahagia dan di akhirat akan mendapat surga. Di dalam ayat lain perintah mengikuti Rasul itu disertai dengan perintah memegang teguh-teguh.

Allah berfirman:
خُذُوا مَا آتَيْنَاكُمْ بِقُوَّةٍ وَاسْمَعُوا
Peganglah teguh-teguh apa yang Kami berikan kepadamu dan dengarkanlah.
(QS. Al Baqarah [2]:93)

Menaati Rasul hukumnya wajib, baik di waktu beliau hidup maupun setelah wafatnya. Menaati Rasul ialah menaati segala macam perintahnya dan menjauhi larangannya yang termuat dalam Kitab Alquran dan yang termuat dalam kitab-kitab hadis yang diketahui kesahihannya.

Dan Allah swt. memerintahkan kepada kaum Muslimin agar mereka betul-betul mengetahui bahwa Allah mendinding antara manusia dan hatinya mengandung banyak pengertian:

Pertama
Bahwa Allah swt. menguasai hati seseorang, maka Allahlah yang menentukan kecenderungan hati itu menurut kehendak-Nya. Dalam pada itu Allah swt. berkuasa untuk mengarahkan hati orang kafir apabila Ia menghendaki orang kafir itu mendapat hidayah dan menguasai hati seseorang yang beriman untuk menyesatkannya apabila Ia berkehendak untuk menyesatkan. Pengertian serupa ini terdapat pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Kitab Al-Mustadrak dari Ibnu Abbas dan dari sebagian besar ulama salaf.

Hadis-hadis yang menguatkan pengertian ini ialah bahwa Nabi Muhammad saw. seringkali mengatakan:
يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك، فقيل: يا رسول الله آمنا بك وبما جئت به، فهل تخاف علينا؟ قال: نعم، إن القلوب بين اصبعين من أصابع الله تعالى يقلبها
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agamamu. Lalu Rasulullah ditanya: "Ya Rasulullah, kami telah beriman kepadamu dan kepada Kitab yang engkau bawa, maka apakah yang engkau khawatirkan terhadap kami?" Maka Rasulullah saw. menjawab: "Ya! Sungguh hati itu berada di antara dua jari dari jari-jari Tuhan, Dialah Yang membolak-balikkannya.
(H.R Imam Ahmad dan At Turmuzi dari Anas)

Ke·dua
Bahwa Allah swt. menyuruh hambanya untuk bersegera menaati Allah sebelum terlepasnya jiwa, tetapi mereka tidak mempedulikan perintah itu. Ini berarti bahwa Allah mematikan hatinya hingga hilanglah kesempatan yang baik itu. Hilangnya kesempatan ini ialah hilangnya kesempatan seseorang untuk melakukan amal yang baik dan usaha untuk mengobati hati dengan bermacam penawar jiwa sehingga jiwanya menjadi sehat sesuai dengan kehendak Allah. Kata-kata mendinding adalah merupakan kata persamaan yang digunakan untuk pengertian mati, karena hati itulah biasanya yang dapat memahami sesuatu, maka apabila dikatakan hati seseorang telah mati berarti hilanglah kesempatan seseorang untuk memanfaatkan ilmu pengetahuannya.

Ke·tiga
Kata-kata mendinding adalah merupakan kata-kata majaz yang menggambarkan batas terdekat kepada hamba. Karena sesuatu yang memisahkan antara dua buah barang adalah sangat dekat kepada dua barang itu.

Pengertian serupa ini dinukilkan dari Qatadah, karena pada saat membicarakan makna ayat ia membawakan firman Allah, yaitu:
وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.
(QS. Qaf [50]:16)

Bagaimana juga perbedaan pendapat di kalangan para mufassir mengenai penafsiran ayat ini, tetapi hal yang tidak dapat disangkal ialah bahwa Allah swt. telah membuat bakat-bakat dalam diri seseorang. Bakat baik dan bakat buruk kedua-duanya dapat berkembang menurut sunah Allah yang telah ditetapkan bagi manusia. Berkembangnya bakat-bakat itu bergantung pada situasi, kondisi dan lingkungan. Apabila seseorang dididik dengan baik, niscaya jiwanya akan menjadi baik. Sebaliknya apabila jiwa itu dididik dengan jahat, atau berada dalam lingkungan yang jahat niscaya jiwa itu akan menjadi jahat. Hati adalah merupakan pusat dari perasaan, kemampuan serta kehendak seseorang yang dapat mengendalikan jasmaninya untuk mewujudkan amal perbuatan.

Maka pantaslah kalau di dalam ayat ini dikatakan, bahwa Allah mendinding antara seseorang dengan hatinya, karena Allahlah Yang lebih mengetahui hati nurani seseorang. Dan Dialah Yang menguasai hati itu, karena Dialah pula yang menciptakan bakat-bakat yang terdapat dalam hati dan Dia pula yang paling dapat menentukan ke mana hati itu mengarah.

Kemudian di akhir ayat Allah swt. menegaskan, bahwa sesungguhnya seluruh manusia itu akan dikumpulkan kepada Allah swt., yaitu mereka pada hari akhir akan dikumpulkan di padang Mahsyar untuk mempertanggungjawabkan segala macam amalnya dan menerima pembalasan yang setimpal dengan amal perbuatan mereka.

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul) dengan taat (apabila Rasul menyeru kamu pada suatu yang memberi kehidupan kepada kalian) berupa perkara agama sebab perkara agama merupakan penyebab bagi kehidupan yang kekal (dan ketahuilah oleh kalian bahwa sesungguhnya Allah menghalangi antara manusia dan hatinya) maka ia tidak dapat beriman atau kafir melainkan berdasarkan kehendak Allah (dan sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan) Allah akan membalas semua amal perbuatan kalian.
««•»»
O you who believe, respond to God and the Messenger, with obedience, when He calls you to that which will give you life, in the matter of religion, for it will be the source of everlasting life [for you]; and know that God comes in between a man and his heart, so that he cannot believe or disbelieve except by His will; and that it is to Him that you shall be gathered, and He will requite you for your deeds.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 23][AYAT 25]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
24of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=8&tAyahNo=24&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#8:24


[008] Al Anfaal Ayat 023

««•»»
Surah Al Anfaal 23

وَلَوْ عَلِمَ اللَّهُ فِيهِمْ خَيْرًا لَأَسْمَعَهُمْ وَلَوْ أَسْمَعَهُمْ لَتَوَلَّوْا وَهُمْ مُعْرِضُونَ
««•»»
walaw 'alima allaahu fiihim khayran la-asma'ahum walaw asma'ahum latawallaw wahum mu'ridhuuna
««•»»
Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).
««•»»
Had Allah known any good in them, surely He would have made them hear, and were He to make them hear, surely they would turn away, being disregardful.
««•»»

Sesudah itu Allah swt. memberikan pernyataan terhadap orang-orang munafik dan orang-orang musyrik bahwa andaikata mereka mempunyai bakat untuk menerima iman dan harapan untuk mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasulullah, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Tetapi lantaran bakat mereka untuk menerima petunjuk Allah telah dikotori dengan noda-noda kemusyrikan dan kenifakan, maka tidak ada jalan lain lagi untuk mengarahkan bakat-bakat mereka untuk menerima petunjuk.

Dan seumpama Allah swt. menjadikan mereka dapat memahami seruan Rasul itu tentulah mereka enggan melaksanakan apa yang mereka dengar, apalagi untuk mengamalkannya karena di dalam hati mereka telah bersarang keingkaran dan kekafiran. Dari firman Allah itu dapat dipahami bahwa derajat orang yang mendengarkan seruan Rasul itu bertingkat-tingkat.
  1. Ada orang yang sengaja tidak mau mendengarkan seruan Rasul secara terang-terangan dan menyambutnya dengan permusuhan dari sejak semula, karena mereka merasa bahwa seruannya itu akan menghancurkan keyakinannya.
  2. Ada orang yang mendengarkan seruan Rasul akan tetapi tidak berniat untuk memahami dan memikirkan apa yang diserukan, seperti orang-orang munafik.
  3. Ada orang yang mendengarkan seruan Rasul dengan maksud untuk mencari kesempatan buat membantah dan menolaknya. Hal serupa ini dilakukan oleh orang-orang musyrik dan ahli kitab yang mengingkari kebenaran ayat Alquran.
  4. Ada orang yang mendengarkan dengan maksud ingin memahami dan memikirkan seruan Rasul. Tetapi adakalanya ajaran Islam itu dijadikan sebagai pengetahuan yang dipergunnakan untuk tujuan-tujuan tertentu dan adakalanya ajaran Islam itu dijadikan bahan pembicaraan dan sasaran kritikan. Perbuatan ini dilakukan oleh kebanyakan orang-orang ahli ketimuran (orientalis).
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan pada mereka) bakat yang baik di dalam mendengarkan perkara yang hak (tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar) dengan pendengaran yang disertai pemahaman. (Dan jika Allah menjadikan mereka dapat mendengar) sebagai perumpamaan, karena Allah telah mengetahui bahwa tidak ada kebaikan dalam diri mereka (niscaya mereka pasti berpaling juga) dari perkara yang hak itu (sedangkan mereka memalingkan diri") dari menerima perkara hak yang mereka dengar itu karena keras hati dan ingkar.
««•»»
For had God known of any good in them, any righteousness, were they to listen to the truth, He would have made them hear, in such a way as to understand; and had He made them hear — hypothetically speaking — already knowing that there is no good in them, they would have turned away, from it, averse, to accepting it, out of obstinacy and in denial.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 22][AYAT 24]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
23of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=8&tAyahNo=23&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#8:23


[008] Al Anfaal Ayat 022

««•»»
Surah Al Anfaal 22

إِنَّ شَرَّ الدَّوَابِّ عِنْدَ اللَّهِ الصُّمُّ الْبُكْمُ الَّذِينَ لَا يَعْقِلُونَ
««•»»
inna syarra alddawaabbi 'inda allaahi alshshummu albukmu alladziina laa ya'qiluuna
««•»»
Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah; orang-orang yang pekak dan tuli {604} yang tidak mengerti apa-apapun.
{604} Maksudnya: manusia yang paling buruk di sisi Allah ialah yang tidak mau mendengar, menuturkan dan memahami kebenaran.
««•»»
Indeed the worst of beasts in Allah’s sight are the deaf and the dumb who do not apply reason.
««•»»

Dalam pada itu Allah swt. menyamakan orang-orang munafik itu dengan binatang yang paling buruk karena mereka itu tidak mau mempergunakan pendengarannya untuk mengetahui seruan-seruan yang benar dan tidak memperhatikan nasihat-nasihat yang baik.

Orang-orang munafik disamakan dengan binatang dalam ayat ini, bukanlah fisik mereka seperti binatang, tetapi sifat kejiwaan merekalah yang seperti binatang. Mereka menolak pengertian dari firman Allah dan tidak mau memikirkan dan memahami kebenaran. Dalam hal ini mereka tidak mau membedakan mana seruan yang hak dan mana ajakan yang batil dan mana iktikad yang benar serta mana kepercayaan yang salah.

Sebagai alasan yang lain dipersamakannya mereka dengan binatang adalah karena tidak mau menuturkan kebenaran, seolah-olah mereka tidak berpikir, karena mereka menyia-nyiakan akal mereka sehingga tidak dapat menuturkan kebenaran itu sebagaimana mestinya. Seandainya mereka menggunakan akal tentulah mereka mau mendengarkan seruan Rasul serta mau mengikutinya.

Di dalam ayat ini atau ayat yang lain Allah swt. menerangkan bahwa orang-orang munafik itu lebih sesat dari binatang.

Firman Allah:
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia. Mereka mempunyai hati tetapi tidak diperguankannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakan untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu bagai binatang ternak bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(QS Al A'raaf [7]:179)

««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
TAFSIR JALALAIN
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»

(Sesungguhnya binatang, makhluk-makhluk yang seburuk-buruknya di sisi Allah ialah orang-orang yang tuli) tidak mau mendengarkan perkara yang hak (dan bisu) tidak mengucapkan perkara yang hak (yang tidak mengerti apa pun) tentang perkara yang hak.
««•»»
Surely the worst of beasts in God’s sight are those who are deaf, to hearing the truth, and dumb, [unable] to utter it, those who do not understand.
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
[AYAT 21][AYAT 23]
[KEMBALI]
««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»««•»»
22of75
Sumber: Yayasan Indonesia Membaca http://www.indonesiamembaca.net
http://www.al-quran-al-kareem.com/id/terjemahan/Tafsir-Jalalayn-indonesian
http://www.altafsir.com/Tafasir.asp?tMadhNo=0&tTafsirNo=74&tSoraNo=8&tAyahNo=22&tDisplay=yes&UserProfile=0&LanguageId=2
http://al-quran.info/#8:22